1. Unsur Hara.
Pemberian larutan hara
yang teratur sangatlah penting pada hidroponik, karena media hanya berfungsi
sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang
berlebihan.Hara tersedia bagi tanaman pada pH 5.5 – 7.5 tetapi yang terbaik
adalah 6.5, karena pada kondisi ini unsur hara dalam keadaan tersedia bagi
tanaman. Unsur hara makro dibutuhkan dalam jumlah besar dan konsentrasinya
dalam larutan relatif tinggi. Termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca, Mg,
dan S. Unsur hara mikro hanya diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, yang
meliputi unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, dan Cl.
Kebutuhan tanaman akan
unsur hara berbeda-beda menurut tingkat pertumbuhannya dan jenis tanaman
(Jones, 1991).Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garam pupuk
dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara,
pemilihannya biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.
2. Media Tanam
Hidroponik.
Jenis media tanam yang
digunakan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Media yang baik membuat unsur hara tetap tersedia, kelembaban terjamin dan
drainase baik. Media yang digunakan harus dapat menyediakan air, zat hara dan
oksigen serta tidak mengandung zat yang beracun bagi tanaman. Bahan-bahan yang
biasa digunakan sebagai media tanam dalam hidroponik antara lain pasir,
kerikil, pecahan batu bata, arang sekam, spons, dan sebagainya. Bahan yang
digunakan sebagai media tumbuh akan mempengaruhi sifat lingkungan media.
Tingkat suhu, aerasi dan
kelembaban media akan berlainan antara media yang satu dengan media yang lain,
sesuai dengan bahan yang digunakan sebagai media. Arang sekam (kuntan) adalah
sekam bakar yang berwarna hitam yang dihasilkan dari pembakaran yang tidak
sempurna, dan telah banyak digunakan sabagai media tanam secara komersial pada
sistem hidroponik.
Komposisi arang sekam
paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan C sebanyak 31%. Komponen
lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan Cu dalam jumlah relatif kecil
serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat ringan, kasar sehingga
sirkulasi udara tinggi karena banyak pori,
kapasitas menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi sinar
matahari secara efektif, pH tinggi (8.5 – 9.0), serta dapat menghilangkan
pengaruh penyakit khususnya bakteri dan gulma.
3. Oksigen.
Keberadaan Oksigen dalam
sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya oksigen menyebabkan permeabilitas
membran sel menurun, sehingga dinding sel makin sukar untuk ditembus, Akibatnya
tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan
layu pada kondisi tanah yang tergenang. Tingkat oksigen di dalam pori-pori media
mempengaruhi perkembangan rambut akar.
Pemberian oksigen ini
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan gelembung-gelembung
udara pada larutan (kultur air), penggantian larutan hara yang berulang-ulang,
mencuci atau mengabuti akar yang terekspose dalam larutan hara dan memberikan
lubang ventilasi pada tempat penanaman untuk kultur agregat.
4. Air.
Kualitas air yang sesuai
dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik mempunyai tingkat salinitas yang
tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm
serta tidak mengandung logam-logam berat dalam jumlah besar karena dapat
meracuni tanaman.
No comments:
Post a Comment