momoclover

Wednesday 13 April 2016

BAB II ANALISA USAHA

2.1 Jenis Usaha
Jenis usaha yang didirikan merupakan jenis usaha barang yaitu cabai.
2.2    Kebutuhan Produksi
a.    Alat
2.3    Proses Produksi
2.3.1    Sanitasi Lahan
Sanitasi lahan dilakukan dengan cara mencangkuli dan membersihkan lahan yang akan ditanami cabai dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang ada disekitar lahan.

2.3.2    Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah agar menjadi lebih gembur, sehingga pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman menjadi lebih maksimal. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mentraktor dan mencangkuli lahan yang akan ditanami cabe hingga menjadi gembur. Kemudian lahan yang telah gembur ditambahkan pupuk kandang sebagai pupuk dasar, dengan dosis 10 ton/ha. Apabila pH tanah rendah (4-5), maka harus ditambahkan kapur dolomit sebagai penyeimbang pH tanah.

2.3.3    Pembentukan Bedengan
Setelah melakukan kegiatan pengolahan tanah dan pemberian pupuk dasar, langkah selanjutya yaitu proses pembentukan bedengan. Bedengan dibuat dengan bentuk persegi panjang dengan panjang bedengan 8 meter, lebar bedengan 1,2 meter, jarak antar bedengan 50 cm serta tinggi bedengan 30 cm.

2.3.4    Pembibitan
Pada saat pembibitan, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemeraman pada benih cabe. Pemeraman benih cabe dapat dilakukan dengan cara menyemai benih cabe pada kertas tissue yang dialasi tray kemudian ditutup lagi dengan kertas stensil basah hingga benih berkecambah sekitar umur 3 hari setelah semai. Benih cabe yang telah berkecambah kemudian dipindahkan ke dalam babybag yang telah disediakan.


2.3.5    Penanaman
Sebelum melakukan penanaman, langkah awal yaitu membuat jarak tanam pada pcnanaman cabe. Jarak tanam yang dipakai adalah double row (dua baris tanaman) per bedengan dengan jarak 60 cm antar barisan dan 50 cm antar tanaman dalam barisan. Kemudian membuat lubang tanam sesuai jarak tanam yang telah ditentukan dengan kedalaman lubang tanam sekitar 10 – 15 cm. Penanaman dilakukan pada bibit yang sudah berumur 4-5 minggu atau mempunyai daun 3-5 helai. Penanaman dilakukan melalui proses transplanting dari media pembibitan dengan cara menyobek babybag plastik kemudian membenamkan bibit pada batas pangkal batang dan ditimbun dengan tanah di sekitarnya. Pemindahan bibit ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran.

2.3.6    Pemupukan
Pupuk susulan terdiri dari pupuk urea 200 kg/ha, Sp36 150kg/ha dan KCl 250 kg/ha, diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanammasing-masing 1/3 dosis, dengan cara disebarkan disekitar lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah.

2.3.7    Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada tanaman yang tidak sehat pertumbuhannya atau tanaman yang mati dengan bibit yang baru yang kira-kira umurnya sama. Penyulaman dilakukan pada umur satu minggu setelah tanam.

2.3.8    Pengairan
Pengairan dilakukan dengan system furrow yaitu dengan mengairi parit selama 2-8 jam saat tanaman berumur 10 hari atau disesuaikan dengan kelembaban tanah.

2.3.9    Pengajiran
Dilakukan pada saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam. Ajir berukuran 2 × 100 cm, ditancapkan 10 cm dari pohon, ditanamkan ke dalam tanah sedalam 20-30 cm. Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan pada tanaman ketika berumur 15 hari setelah tanam dengan raffia.

2.3.10    Pewiwilan
Semua tunas air pada cabang pertama diwiwil. Bunga I dan II pada cabang pertama diwiwil, bunga dan cabang selanjutnya dipelihara.

2.3.11    Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual dua minggu sekali atau sesuai pertumbuhan gulma.

2.3.12    Pengendalian hama dan penyakit tanaman (HPT)
1.    Lalat buah (Brachtocera atau Dacus sp).
a. Gejala
Buah busuk karena terserang jamur yang disebabkan lalat buah dan bila buah dibelah akan kelihatan larva berwarna putih.
b. Pengendalian
Kumpulkan dan bakar buah terserang, gunakan perangkap lalat buah jantan (dapat dicampur insektisida).

2.    Kutu daun
a.    Gejala
Kutu daun menyerang tunasmuda cabai secara bergerombol.Daun yang terserang akan mengerut dan melingkar.Cairanmanis yang dikeluarkan kutu, membuat semut dan embun jelaga berdatangan. Embun jelaga yang hitam ini sering menjadi tanda tak langsung serangan kutu daun.

b.    Pengendalian
Dengan memberikan Furadan 3G sebanyak 60-90 kg/ha atau sekitar 2 sendok makan/10 m2 area. Apabila tanaman sudah tumbuh semprotkan Curacron 500 EC, Nudrin 215 WSC, atau Tokuthion 500 EC. Dosisnya 2 ml/liter air.

3.    Hama trips (Thrips tabaci)
a.    Gejala
Bercak-bercak putih di daun karena hama ini mengisap cairan daun tersebut. Bercak tersebut berubah menjadi kecokelatan dan mematikan daun. Serangan berat ditandai dengan keritingnya daun dan tunas. Daun menggulung dan sering timbul benjolan seperti tumor.


b.    Pengendalian
Pemberian Furadan 3 G pada waktu tanam seperti pada pencegahan kutu daun mampu mencegah serangan hama trip juga. Akan tetapi, untuk tanaman yang sudah cukup besar, dapat disemprot dengan Nogos 50 EC, Azodrin 15 WSC, Nuracron 20 WSC, dosisnya 2-3 cc/1.

4.    Penyakit antraks atau patek
a.    Gejala
Bercak-bercak pada buah, buah kehitaman dan membusuk, kemudian rontok.
b.    Pengendalian
Dengan penyemprotan fungisidaDithane M 45, Antracol, Cupravit,Difolatan. Konsentrasi yangdigunakan cukup 0,2-0,3%.
5.    Keriting daun
a.    Gejala
-    Bercak daun ialah bercak-bercak kecil yang akan melebar
-    Pinggir bercak berwamalebih tua dari bagiantengahnya. Pusat bercak ini sering   robek atauberlubang.
-    Daun berubahkekuningan lalu gugur.
-    Serangan keriting daun sesuai namanya ditandai oleh keriting dan mengerutnya daun, tetapi keadaan tanaman tetap sehat dan segar.

b.    Pengendalian
Bila tanaman diserang penyakit keriting daun maka tanaman dicabut dan dibakar.

2.3.13    Panen dan Pasca Panen
Panen pertama cabai dataran rendah sudah dapat dilakukan pada umur 70-75 hari.
Pemanenan cabe dengan cara memetik buah beserta tangkai buahnya dan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah. Pemanenan pada saat hujan akan menyebabkan kadar air cabe menjadi lebih tinggi sehingga cabe akan lebih cepat busuk.Setelah panen pertama, setiap 3-4 hari sekali dilanjutkan dengan panen rutin.Buah rusak yang disebabkan oleh lalat buah atau antraknose segera dimusnahkan. Buah yang akan dijual segar dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak jauh dipanen waktu buah matang hijau. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh.Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah yang sehat, bentuk normal dan baik. Kemasan diberi lubang angin yang cukup. Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.


2.3.14    Target produksi
Dalam setiap satu kali proses budidaya selama ± 3,5 bulan diperkirakan panen dapat mencapai 3168 kg.
2.4Analisis SWOT Produksi
2.4.1 S (Strength) = Kekuatan
  • Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang tidak kalah dengan yang lain. 
  • Proses produksi dikerjakan oleh orang orang yang berkompeten.
  • Strategi pemasaran yang dilakukan dengan sebaik baiknya.
  • Pelayanan prima yang maksimal pada pelanggan.
2.4.2 W (Weakness) = Kelemahan
Di samping memiliki banyak kelebihan “Budidaya Cabai Segar” juga memiliki kelemahan, diantaranya :
  •  Lamanya produksi , karena memerlukan waktu ± 3,5 bulan
  •  Karena merupakan produk yang dijual segar, sehingga tidak tahah lama.
2.4.3 O (Opportunity) = Peluang
  • Memiliki banyak relasi bisnis
  • Harga produk lebih terjangkau dari produk lain.
  • Hasil produk memenuhi kualitas yang diinginkan.
  • Hasil produk memenuhi taget produksi.
  • Produk diterima konsumen.
2.4.4 T (Threat) = Ancaman
  • Keadaan musim yang tidak menentu.
  • Hasilnya produksi tidak memenuhi target produksi.
  • Produk tak memenuhi kualitas yang diinginkan.
  • Adanya kemungkinan biaya produksi akan lebih mahal dari yang diperkirakan.
  • Konsumen lebih memilih produk yang sudah ada dipasaran.

No comments:

Post a Comment